Inilah Tradisi Budaya Upacara Suku di Papua

Inilah Tradisi Budaya Upacara Suku di Papua – Papua adalah salah satu provinsi paling besar yang ada di Indonesia dan terletak di wilayah slot garansi timur Indonesia. Selain memiliki alam yang melimpah, Papua juga kaya akan kebudayaan serta tradisinya. Seperti daerah lain di Indonesia, Papua juga kental akan adat istiadat turun temurun serta masih melestarikan tradisinya hingga sekarang. Tradisi yang masih dipelihara oleh masyarakat Papua ini termasuk upacara adat Papua yang dilaksanakan pada momen tertentu. Upacara adat Papua saat ini tidak hanya sekadar upacara belaka, akan tetapi juga menjadi obyek wisata bagi para wisatawan.

Snap Mor

Upacara adat Papua selanjutnya adalah sebuah tradisi menangkap ikan di air laut yang sedang surut. Upacara adat Papua satu ini disebut sebagai Snap Mor dan biasa dilakukan oleh masyarakat Papua dari Suku Biak secara beramai-ramai. Snap Mor dilaksanakan ketika air laut dalam keadaan surut, yaitu pada sekitar bulan Juli hingga bulan Agustus. Upacara adat Snap Mor menjadi salah satu pertanda bahwa warga Suku Bika memiliki pengetahuan tentang waktu yang tepat dan sesuai untuk menangkap ikan. Tidak hanya itu saja, tradisi Snap Mor mengandung nilai kebersamaan serta menjadi bentuk dari rasa syukur masyarakat Suku Biak karena berkat dan karunia yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Suku Biak

Masyarakat dari mahjong ways 2 Suku Biak Papua, memang dikenal suka menjodohkan anak-anaknya sejak mereka kecil. Sebelum melangsungkan upacara perkawinan, biasanya masyarakat Suku Biak akan menjalani suatu rangkaian prosesi mulai dari pinangan atau senepen, lamaran atau fakfuhen hingga akhirnya melangsungkan proses pernikahan.

Pada umumnya, pernikahan yang dilaksanakan oleh masyarakat Suku Biak ini terbilang cukup sederhana. Sama seperti pernikahan pada umumnya, kedua calon pengantin akan dihias dengan menggunakan pakaian adat. Sedangkan ketika resepsi pernikahan, biasanya dilakukan di rumah pihak pengantin prianya. Proses pernikahan dari pengantin Suku Biak akan dimulai dengan menyerahkan benda pusaka lebih dulu, contohnya seperti parang, panah dan tombak di antara kedua belah pihak.

Kiuturu Nandauw

Di Papua, ada pula beberapa upacara adat khusus penting yang biasanya dilakukan oleh para orang tua untuk anak-anaknya. Anak-anak di Papua, biasanya akan melaksanakan serangkaian upacara adat yang menjadi salah satu tradisi secara turun temurun. Salah satunya adalah upacara adat Kiuturu Nandauw atau biasa disebut dengan upacara adat Kakarukrorbun. Upacara adat satu ini merupakan upacara potong rambut pertama kali yang dilakukan oleh anak-anak ketika menginjak usia 5 tahun.

Iki Palek

Upacara adat ini masih berhubungan dengan upacara adat Nasu Palek, bahkan upacara adat ini cukup dikenal karena dinilai ekstrim. Bedanya dengan upacara adat Nasu Palek, upacara adat Iki Palek merupakan upacara potong jari. Upacara potong jari akan dilaksanakan ketika ada salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia. Tujuannya sama seperti upacara adat Nasu Palek, yaitu sebagai wujud kesedihan atau duka cita atas kepergian anggota keluarga. Tradisi ini dilakukan, karena menurut masyarakat Suku Dani menangis saja tidak cukup untuk mewakili rasa sedih yang dirasakan oleh seseorang. Selain itu, masyarakat Suku Dani juga beranggapan bahwa kehilangan salah satu anggota keluarga sama seperti kehilangan sebagian kekuatannya.

Upacara Iki Palek dilaksanakan dengan memotong satu ruas jari sebagai suatu simbol atas kesedihan akibat kepergian orang-orang terdekat. Proses pemotongan satu ruas jari tersebut, biasanya dilakukan dengan menggunakan kapak maupun pisau tradisional atau bisa pula dengan menggigit jari hingga putus.

Ero Era Tu Ura

Upacara adat Papua, tindik telinga atau disebut pula dengan mam Ero Era Tu Ura merupakan upacara adat yang dilakukan oleh anak-anak yang berumur tiga hingga lima tahun untuk mendidik telinga mereka. Upacara ini akan dilaksanakan serta dipimpin oleh seorang dukun yang bernama Aebe Siewi dan dihadiri oleh sanak keluarga dari anak yang akan ditindik sekaligus para tetangga. Anak yang akan menjalani upacara tindik telinga ini nantinya akan duduk di tikar dan dikelilingi oleh anak-anak lain yang diundang. Lalu, kedua telinga anak tersebut akan ditindik dengan menggunakan alat khusus.

Upacara Ero Era Tu Ura dilaksanakan untuk menjaga telinga si anak. Karena masyarakat Papua percaya bahwa telinga adalah salah satu alat pendengar yang harus dipelihara. Masyarakat Papua juga berharap, agar anak yang telah mendapatkan tindik telinga selalu mendengarkan suara yang baik dan tidak yang buruk.

Tanam Sasi

Upacara adat tanam sasi adalah upacara adat kematian yang berkembang di daerah Kabupaten Merauke dan dilaksanakan oleh suku Marind atau suku Marind-Anim. Suku Marind berada di wilayah dataran luas di Papua Barat. Kata anim dalam penamaan suku Marind Anim ini memiliki arti laki-laki dan kata anum artinya adalah perempuan. Jumlah penduduk dari suku ini diperkirakan sebanyak 5000 hingga 7000 jiwa. Sasi adalah sejenis kayu yang menjadi media utama dalam rangkaian upacara adat kematian satu ini. Kayu sasi ditanam selama kurang lebih 40 hari setelah kematian seseorang di daerah tersebut. Kayu sasi kemudian akan dicabut, setelah mencapai hari ke-seribu ditanam.

Wor

Upacara Wor merupakan tradisi yang telah dilakukan secara turun temurun oleh Suku Biak, yaitu suku yang mendiami berbagai daerah di Papua. Upacara Wor dapat dimaknai sebagai upacara adat yang memiliki hubungan dengan kehidupan religius dari masyarakat Suku Biak, sehingga segala macam aspek kehidupan sosial masyarakat Suku Biak seringkali diwarnai dengan Wor. Bagi warga Biak, upacara Wor merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh keluarga inti dengan melibatkan kerabat suami dan istri. Tujuannya adalah untuk memohon sekaligus meminta perlindungan untuk anak mereka pada penguasa alam semesta. Upacara Wor juga dipercaya oleh warga Biak dapat melindungi seseorang setiap ada peralihan siklus dalam hidupnya. Biasanya, masyarakat Suku Biak melaksanakan upacara Wor untuk mengiringi pertumbuhan fisik anak-anak, sejak masih dalam kandungan, sudah lahir hingga usia tua atau bahkan kematian.